Pengertian Bunga Majemuk dan Cara Menghitungnya

Pengertian Bunga Majemuk dan Cara Menghitungnya – Pada dunia perbankan, bunga majemuk merupakan istilah yang mungkin sering Anda dengar sebagai keuntungan ketika menabung deposito. Meskipun sama-sama menghasilkan penambahan nilai, tetapi bunga tunai dan bunga majemuk memiliki perhitungi yang berbeda.

Pengertian dari bunga majemuk

Pengertian Bunga Majemuk dan Cara Menghitungnya

Bunga majemuk adalah perhitungan bunga yang dihitung berdasarkan jumlah pokok awal, dan yang mencakup semua bunga akumulasi dari deposito atau pinjaman periode sebelumnya. Dengan suku bunga majemuk, maka penghitungan bungan yang akan kita terima biasanya mencakup modal awal tabungan ataupun investasi dan ditambah dengan akumulasi bunga yang Anda dapatkan juga di setiap periodenya.

Banyak orang yang menganggap bahwa bunga majemuk merupakan bunganya bunga. Jumlah uang deposito atau tagihan pinjaman dengan sistem bunga majemuk akan bertumbuh lebih cepat dari pada bunga tunggal karena hanya dihitung berdasarkan nilai pokok saja.

BACA JUGA : Cara Cek Kesehatan Keuangan Pribadi dan Indikatornya

Perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk

Apakah Anda sudah mengerti apa perbedaan dari bunga tunggal dan bunga majemuk? Dan berikut ini adalah perbedaannya.

Bunga tunggal merupakan penghitungan bunga yang hanya berdasarkan jumlah pokok dari suatu modal atau pinjaman awal. Namun berbeda dengan bunga majemuk karena menghitung akumulasi jumlah bunga yang telah didapatkan dari deposito atau pinjaman pada periode sebelumnya.

Untuk memperjelasnya berikut ini merupakan perbedaannya :

1.Dari jumlah bunga

Jumlah dari bunga majemuk akan terus bertambah, hal tersebut dikarenakan penghitungannya juga menambahkan akumulasi bunga diperiode yang sudah berlalu. Namun jika bunga tunggal akan tetap memiliki nilai tetap dari awal hingga akhir. Itu lah yang menyebabkan kenapa nilai akhir dari bunga majemuk sering kali banyak jika dibandingkan dengan bunga tunggal.

2.Rumuh perhitungan

Perbedaan yang kedua adalah dari segi rumus perhitungannya. Untuk dapat mengetahui nilai akhir dari deposito atau pinjaman dengan sistem bunga majemuk, memerlukan rumus yang lebih rumit dibanding dengan bunga tunggal.

BACA JUGA : 6 Jenis KPR yang Perlu Di Ketahui Konsumen 

Cara Menghitung Bunga Majemuk

Berikut ini cara menghitungnya dengan rumus yang tentunya berbeda dengan rumus bunga tunggal.

Rumus bunga majemuk :

Nilai akhir = nilai awal x (1+suku bunga)^dipangkat jumlah periode

Atau dapat dipersimpel dengan :

Na = Nt(1+i)^n

Dengan menggunakan rumus tersebut, Anda dapat mengetahui nilai akhir dari tabungan atau pinjaman setelah melewati proses bunga majemuk beberapa periode.

Lantas bagaimana rumus menghitung bunga tunggal? mungkin sebagian sudah mengetahuinya. Tetapi untuk Anda yang masih belum mengerti, berikut ini adalah rumus bunga tunggal :

Bunga tunggal = (tabungan/pinjaman pokok x suku bunga) x jumlah periode

Contoh dari bunga majemuk

Untuk Anda yang masih bingung dengan rumusnya berikut ini contohnya, yang akan dijelaskan dengan simpel.

Jika Anda menabung uang sebesar Rp 30.000.000 pada awal dan tidak pernah menabah tabungan selama 5 tahun. Dan suku bunga majemuk dari tempat Anda menabung adalah 5%. Maka berapa jumlah tabungan pada tahun ke 5 ?

Seperti rumus diatas :

Na = Nt(1+i)^n

jawab :

30.000.000 x (1 + 0,05)^5 = 38.288.477

Maka jumlah akhir dari tabungan Anda pada tahun ke 5 adalah Rp 38.288.477. Dan total bunga yang didapatkan adalah Rp 8.288.477.

Nah jika sudah mengerti maka akan terlihat mudah bukan? Dengan begitu Anda bisa memperkirakan keuntungan dan total  jumlah dari tabungan yang didepositkan atau pinjaman dalam kurun waktu yang ditentukan.

BACA JUGA :Perbedaan Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional