Investasi di industri properti, Indonesia memang menjadi negara dengan perekonomian yang masih terus bertumbuh akibat dari pasar domestik yang besar. Situasi ekonomi global yang tidak menentu justru akan membuat negara ini semakin menarik untuk masuknya investasi asing maupun lokal khususnya di bidang bisnis properti.
Perang Rusia-Ukraina dan berbagai permasalahan global yang lainnya telah berdampak langsung pada perekonomian negara-negara di dunia. Setiap kejadian maupun aktivitas di belahan dunia lain bisa secara langsung maupun secara tidak langsung memang berpengaruh pada kondisi perekonimian di Indonesia dan hal ini perlu di siasati oleh pemerintah dengan regulasi yang tepat maupun kalangan dunia berbisnis.
Baca Juga : Mengenal Tumbak dalam jual beli tanah
Menurut riset Colliers International Indonesia (CII), sebuah perusahaan manajemen investasi dan layanan properti, berbagai situasi global ini memiliki konsekuensi pada pasar properti Indonesia khususnya pada saat situasi perlambatan ekonomi global terus terjadi.
Colliers Indonesia Head of Capital Markets & Investment Services Steve Atherton mengatakan, bahwa ekspektasi pada perekonomian di Indonesia masih berada pada posisi yang relatif kuat untuk menghadapi resesi global karena konsumen domestik di Indonesia yang besar di tambah dengan sektor pertambangan dan komoditas yang sehat.
Situasi yang seperti ini membuat pemilik tanah dan pengembang yang memiliki landbank dengan kelas aset perumahan, township, logistik dan pusat data berada dalam posisi terbaik untuk menarik investasi asing dan lokal baru. Sangat baik sebagi pengembang untuk terus mendorong pengembangan proyek-proyek mixed use khususnya untuk di dekat stasiun transit seperti MRT dan LRT.
Tentunya pasti berpengaruh terkait kondisi market global terhadap pasar properti di Indonesia. Misalnya, seperti akan semakin banyak tekanan pada Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya lebih lanjut. Kenaikan suku bunga akan memengaruhi cost of fund bagi pengembang, investor, maupun konsumen berpengguna (end user).
Baca Juga : Bisnis Properti Makin Diminati Saat Inflasi Sedang Terjadi
Hal ini lainnya lagi tentu akan mendorong harga yang lebih tinggi yang di tawarkan kepada konsumen karena itu kenaikan suku bunga bisa menjadi peredam di pasar properti lokal. Konsumen akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi khususnya untuk periode jangka yang menengah hingga panjang.
Pada titik seperti ini akan menjadi momentum yang baik untuk investor karena pasar properti lokal akan mengalami lebih banyak keterbatasan dalam hal permintaan jangka pendek. Kami melihat situasi yang oportunistik ini justru akan menguntungkan karena pasar memiliki kesempatan untuk mendapatkan produk properti dengan harga yang lebih terjangkau dan hal ini yang membuat investasi properti di Indonesia semakin menarik.
Baca Juga : Apakah Program Sejuta Rumah Oleh Pemerintah Sudah Efektif?