Bisnis properti paling stabil saat gejolak ekonomi Global di situasi melemahnya bisnis dan perekonomian akibat pandemi justru menyajikan banyak peluang yang dapat di gunakan perusahaan pengembang untuk menghadirkan produk yang tepat dan dengan sesuai kebutuhan pasar. Bisnis properti ini menjadi sektor yang lebih tahan terhadap situasi bisnis global yang tidak menentu.
Baca Juga : Refleksi Hapernas 2022 Tantangan Sektor Perumahan
Situasi perekonomian yang sulit akibatnya banyaknya pembatasan yang terkait dengan pandemi Covid-19 yang telah kita jalani selama 2,5 tahun terakhir tidak membuat sektor properti kehilangan gairah. Hal ini di topang dengan berbagai regulasi dan stimulus pemerintah sehingga sektor properti masih bisa mencatatkan kinerja bisnis yang baik pada saat situasi perekonomian tak menentu.
Berbagai macam stimulus yang di berikan oleh pemerintah untuk sektor properti juga cukup sukses mendorong daya beli masyarakat. Hal itu bisa di lihat dari penjualan produk properti khususnya untuk segmen residensial yang masih mencatatkan pertumbuhan dan hal itu bisa menjadikan katalis untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
Data Bank Indonesia (BI) juga menyebutkan, bahwa penyaluran untuk kredit pembiayaan perumahan (KPR-KPA) perbankan pada tahun lalu tetap bertumbuh positif dengan peningkatan mencapai 5,2 persen. Tren peningkatan untuk kredit perumahan ini juga terus meningkat dan mencapai hingga 8 persen pada bulan April 2022 yang salah satunya di topang dari kredit properti yang tumbuh hingga double digit 10 persen.
Indikator positif yang lainnya dari kegiatan konsumsi masyarakat yang masih besar, investasi, hingga ekspor yang juga meningkatkan hingga mencapai 5,4 persen. Menurut Presiden Direktur PT Era Indonesia Darmadi Darmawangsa, berbagai indikator yang positif ini menjadi penopang pertumbuhan di bisnis properti maupun ekonomi nasional.
Permintaan properti kita terus tumbuh yang di sokong oleh sejumlah beberapa stimulus dari pemerintah. Ini mengindikasikan fase recovery di mana permintaan yang tinggi dan pasokan terus masuk ke pasar dan itu bisa dilihat dari perusahaan pengembang yang kian ekspansif melansir produk baru maupun perbankan yang meningkat penyaluran kreditnya.
Baca Juga : Pemerintah Berupaya Tingkatkan Program Perumahan
Pada fase pemulihan ini selanjutnya akan mendorong situasi booming properti yang akan memicu pada kenaikan harga dari saat ini yang di tawarkan dengan banyak kemudahan. Oleh karena itu saat ini menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat untuk segera membeli karena masih banyaknya tawaran kemudahan dari pengembang maupun perbankan untuk masyarakat.
Hal lain juga terjadi khususnya untuk kalangan pengembang, pada umumnya saat krisis perusahaan fokus pada krisisnya tapi pada situasi saat seperti ini justru membuat pengembang menjadi lebih jeli melihat potensi pasar dari situasi krisis dan itu menjadi peluang yang sangat baik untuk tetap membukukan kinerja bisnis yang sehat.
Kita juga harus bersyukur karena makro ekonomi di Indonesia cukup tangguh dan terbukti bisa bertahan dari ancaman resesi yang banyak di alami oleh negara lain. Inflasi di negara-negara Eropa juga bisa mencapai 8 persen tapi kita bisa menjaga di level di bawah 5 persen sehingga berdampak buruk yang terjadi di sini relatif minim. Di sisi lain untuk sektor properti kian potensial karena potensi peningkatan value-nya semakin besar.
Baca Juga : Syarat Balik Nama Sertifikat Tanah