Pemerintah terus perkuat program rumah subsidi untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) merupakan program perumahan yang sangat di minati dan memiliki pasar yang sangat besar. Dengan adanya segmen perumahan yang bersubsidi ini juga telah menjadi penopang banyak kalangan pengembang saat situasi bisnis properti lesu.
Baca Juga : Tips Bagi Kaum Milenial Supaya Cepat Punya Rumah
Kalangan pengembang ini juga harus terus berupaya untuk mengubah image kualitas hunian bersubsidi yang dianggap tidak layak dan pemerintah juga mengeluarkan banyak aturan untuk memastikan di setiap rumah subsidi yang dibangun pengembang sudah sesuai aturan dan layak untuk huni.
Menurut Asmat Amin, CEO Arrayan Group, sebuah perusahaan pengembang yang sudah banyak membangun rumah subsidi, segmen ini bisa tetap di hadirkan dengan kualitas yang sangat baik dan pastinya juga layak huni. Stigma negatif untuk rumah subsidi ini juga menjadi tantangan dan beberapa proyek yang di kembangkan oleh Arrayan Group yang bisa menghadirkan rumah subsidi menjadi kawasan perkotaan maka dari itu sangat membutuhkan dukungan pemerintah.
Kami menghadirkan rumah bersubsidi di Grand Cikarang City 2 yang di kembangkan menjadi rumah yang berkualitas, siap huni dan tanpa renovasi. Setiap rumah sudah mencakup dua kamar tidur, dapur, double dinding, carport dan sebagainya yang sudah sangat layak untuk menjadi hunian.
Baca Juga : DPR Merencanakan KPR Hingga 40 Tahun Untuk Millenial
Arrayan Group sudah banyak mengembangkan hunian yang bersubsidi di wilayah Cikarang maupun Karawang yang merupakan kawasan industri terbesar di Asia. Kawasan industri ini juga menjadi basis konsumen yang besar karena yang bekerja di kawasan industri ini membutuhkan hunian yang sangat layak.
Untuk melanggengkan pengembangan hunian yang bersubsidi, Asmat menyebut di butuhkan dukungan yang besar dari pemerintah terkait dengan regulasi maupun stimulus untuk terus meningkatkan suplai unit rumah subsidi. Aturan untuk sektor rumah subsidi semestinya sudah di rencanakan misalnya untuk jangka waktu lima tahun ke depannya.
Beberapa hal yang terkait harga bahan bangunan maupun patokan harga rumah subsidi ini harus di tentukan sejak awal sehingga kalangan pengembang bisa mendapatkan kepastian saat membangun segmen kali ini. Selama ini patokan harga rumah bersubsidi tidak seiring dengan pergerakan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga material bahan bangunan, tenaga kerja dan yang lainnya.
Sebagai contoh, patokan harga rumah yang bersubsidi saat ini belum naik semenjak tiga tahun terakhir ini sementara kenaikan harga BBM langsung mendorong kenaikan bahan baku untuk pembangunan rumah. Pemerintah secepatnya harus segera mengubah patokan harga rumah subsidi untuk menyesuaikan dengan situasi ini.
Untuk membangun rumah subsidi ini membutuhkan backup dari pemerintah termasuk untuk mendorong sektor properti karena industri kali ini memiliki kaitan terhadap 170-an industri lainnya. Misalnya untuk rumah yang non subsidi kembali di lanjutkan kebijakan pembebasan PPN sehingga sektor ini bisa kembali bergairah.
Jika ingin merenovasi rumah Anda segara renovasi di Griya Bangun Indonesia
Baca Juga : Bisnis Properti Makin Diminati Saat Inflasi Sedang Terjadi