Jenis-jenis saluran air hujan atap rumah yang boleh dijadikan referensi sebelum bangun rumah.
Keberadaan saluran air hujan atau sering disebut talang air dirumah adalah hal yang sangat fundamental. Talang air memiliki fungsi utama untuk menyalurkan kelebihan air hujan ke area lain agar air hujan tidak merembes atau bahkan bocor hingga air masuk kedalam rumah.
Supaya tidak penasaran, mari pelajari lebih lanjut jenis dan fungsi dari saluran air hujan!
Saluran air hujan atau talang air terletak di luar rumah, tepatnya dipasang di sekitar atap. Talang air biasanya dipasang secara horizontal dan juga vertikal. Fungsi talang air ini adalah untuk mengalirkan air hujan dari area atap ke derah bagian bawah rumah atau ke lokasi lain. Bahan yang dipakai untuk membuat talang beraneka ragam. Setiap jenis bahan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis Saluran Air Hujan.
BACA JUGA : Cara Menghitung Seng Gelombang Atap Rumah
Jenis-Jenis Saluran Air Hujan Berdasarkan Bahannya
Berikut adalah jenis-jenis saluran air hujan yang umum diterapkan perumahan di Indonesia :
1. Saluran Air Hujan dari PVC : Jenis-Jenis Saluran Air Hujan
Jenis saluran air hujan yang terbuat dari material PVC menjadi salah satu yang populer dan sering digunakan pada bangunan. Kelebihan utama dari saluran air hujan jenis ini adalah harganya yang affordable tetapi memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi.
Saluran air hujan dari PVC populer karena beberapa kelebihan, antara lain:
- Harga terjangkau : Dibanding material lain, PVC relatif murah.
- Tahan korosi/karat : Material PVC tidak berkarat, sehingga awet dan minim perawatan.
- Tidak berisik : Tidak menimbulkan suara bising saat hujan.
Namun, PVC juga memiliki kekurangan, yaitu kurang tahan terhadap cuaca ekstrem, seperti paparan sinar matahari berlebihan atau hujan lebat terus-menerus yang dapat memperpendek usia pakainya dan membuatnya mudah retak.
Berikut beberapa poin tambahan yang bisa dipertimbangkan:
- Pemasangan mudah : PVC umumnya ringan dan mudah dipasang.
- Perbaikan mudah : Jika terjadi kerusakan, PVC relatif mudah diperbaiki dengan lem atau ditambal.
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, PVC tetap menjadi pilihan yang baik untuk saluran air hujan, terutama jika anggaran terbatas dan lokasi tidak terlalu sering terpapar cuaca ekstrem.
2. Saluran Air Hujan dari Seng : Jenis-Jenis Saluran Air Hujan
Saluran air hujan dari material seng juga menjadi salah satu jenis saluran air yang banyak diaplikasikan pada bangunan, khususnya bangunan rumah atau hunian di Indonesia. Banyaknya yang menggunakan saluran air hujan dari seng tentu bukan tanpa alasan. Berikut merupakan beberapa alasan saluran air hujan dari seng banyak digunakan di Indonesia karena:
- Harga terjangkau : Seng relatif murah, menjadikannya pilihan ekonomis.
- Pemasangan mudah dan cepat : Proses pembuatan dan pemasangannya sederhana.
- Fleksibel : Mudah dibentuk sesuai desain atap.
Namun, seng juga memiliki kekurangan yaitu:
- Rentan terhadap karat/korosi : Mudah rusak jika sering terkena air hujan.
- Berisik : Menimbulkan suara bising saat hujan.
- Umur pakai terbatas : Apalagi jika kualitas sengnya buruk, akan lebih cepat rusak.
Singkatnya, seng merupakan pilihan ekonomis dan mudah dipasang untuk saluran air hujan, tetapi kurang tahan lama dan berisik. Kualitas material sangat berpengaruh pada durabilitasnya.
3. Saluran Air Hujan dari Galvalum
Galvalum juga tidak kalah populer digunakan sebagai material untuk membuat saluran air hujan (SAH). Galvalum sendiri adalah kombinasi antara seng dan aluminium yang hadir dengan sejumlah keunggulan. Salah satu kelebihan utamanya adalah memiliki tingkat ketahanan yang baik terhadap berbagai kondisi lingkungan.
Saluran air hujan dari galvalum cukup populer karena beberapa keunggulan, diantaranya:
- Tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan : Galvalum tahan terhadap cuaca ekstrem, baik hujan maupun panas, sehingga cocok untuk berbagai daerah.
- Tahan karat, rayap, dan keropos : Kombinasi seng dan aluminium membuatnya awet dan tahan lama.
- Umur pakai panjang : Dapat berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lama.
Namun, galvalum juga memiliki kekurangan yaitu:
- Berisik saat hujan lebat : Dapat menimbulkan suara bising.
- Menyerap panas : Sifat konduktivitas termalnya dapat meningkatkan suhu di sekitar saluran air.
Singkatnya, galvalum adalah pilihan yang baik untuk saluran air hujan karena ketahanannya dan umur pakainya yang panjang, tetapi perlu dipertimbangkan potensi kebisingan dan penyerapan panasnya.
Berikut beberapa poin tambahan yang bisa dipertimbangkan:
- Kekuatan : Galvalum umumnya lebih kuat dari seng biasa.
- Perawatan : Perawatannya relatif mudah karena tahan karat.
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya, galvalum bisa menjadi pilihan yang tepat untuk saluran air hujan, terutama jika ketahanan dan umur pakai yang panjang menjadi prioritas. Namun, jika kebisingan menjadi masalah utama, mungkin perlu dipertimbangkan material lain atau solusi peredam suara.
4. Saluran Air Hujan Karpet
Saluran air hujan dari lembaran plastik (sering disebut “karpet“) menawarkan beberapa keuntungan:
- Ringan : Mudah dipasang dan dipindahkan.
- Harga terjangkau : Lebih murah dibandingkan material lain.
Namun, material ini juga memiliki kekurangan signifikan:
- Rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari : Paparan sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan, keretakan, dan robekan.
- Rentan terhadap perubahan suhu : Perubahan suhu juga dapat menyebabkan plastik mudah pecah.
- Membutuhkan perawatan ekstra : Karena kerentanannya, dibutuhkan perawatan yang lebih intensif.
Singkatnya, saluran air hujan jenis ini ekonomis dan mudah dipasang, tetapi kurang tahan lama dan membutuhkan perawatan ekstra karena rentan terhadap cuaca. Pertimbangkan dengan matang jika lokasi pemasangan sering terpapar sinar matahari dan perubahan suhu ekstrem.
5. Saluran Air Hujan Beton Cor
Terakhir ada saluran air hujan (SAH) dari beton yang banyak diaplikasikan pada bangunan-bangunan besar. Beton yang dikenal sebagai material dengan ketahanan baik terhadap berbagai tekanan dan kondisi lingkungan inilah yang menjadikannya sebagai pilihan ideal untuk penggunaan jangka panjang.
Saluran air hujan dari beton cor sering digunakan pada bangunan besar karena:
- Kuat dan tahan lama : Beton tahan terhadap berbagai tekanan dan kondisi lingkungan, ideal untuk penggunaan jangka panjang.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pemasangan lama : Proses pembuatan dan pemasangan membutuhkan waktu karena proses pengeringan yang tepat untuk memastikan kekuatan struktur.
- Rentan retak dan bocor jika proses salah : Kesalahan dalam proses pembuatan dapat menyebabkan retak dan bocor, yang akan mengurangi fungsi dan masa pakai.
- Membutuhkan tenaga ahli : Pembuatan dan pemasangan sebaiknya dilakukan oleh ahli untuk memastikan kualitas dan fungsi yang optimal.
Singkatnya, saluran air hujan beton cor sangat kuat dan tahan lama, tetapi proses pemasangannya rumit dan membutuhkan keahlian khusus untuk mencegah masalah seperti retak dan bocor.
BACA JUGA : Biaya Perbaikan Atap Rumah Beserta Simulasinya
Jenis-Jenis Saluran Air Hujan Berdasarkan Penempatannya
Berikut adalah jenis-jenis saluran air hujan berdasarkan penempatannya yang umum diterapkan di Indonesia :
1. Talang Horizontal (Gutter)
Talang horizontal (gutter) adalah jenis saluran air hujan yang paling umum diaplikasikan, dipasang di tepi atap untuk menampung air hujan. Bentuknya bervariasi (setengah lingkaran, persegi panjang, dll.) dan terbuat dari berbagai bahan (PVC, aluminium, galvanis). Fungsinya adalah menngalirkan air dari area atap rumah ke downppie atau pipa vertikal. Hal ini bertujuan untuk mencegah air hujan langsung mengenai dinding dan area sekitar rumah, sehingga mengurangi risiko kerusakan akibat kelembapan.Berikut beberapa poin tambahan yang bisa dipertimbangkan:
- Bahan : Pemilihan bahan talang horizontal penting untuk disesuaikan dengan budget dan kondisi lingkungan. PVC lebih murah dan tahan karat, tetapi logam lebih kuat dan tahan lama.
- Ukuran : Ukuran talang harus disesuaikan dengan luas atap dan curah hujan di daerah tersebut agar dapat menampung air dengan efektif.
- Perawatan : Talang horizontal perlu dibersihkan secara berkala dari daun, ranting, dan kotoran lainnya agar tidak tersumbat.
Dalam pemasangannya, talang ini harus diberi kemiringan yang cukup untuk memastikan aliran air menuju pipa vertikal (downpipe).
2. Pipa Vertikal (Downpipe)
Pipa vertikal atau downpipe memiliki fungsi untuk mengalirkan air dari talang horizontal ke sistem drainase tanah. Dipasang tegak lurus di dinding, terhubung ke gutter, dan terbuat dari berbagai bahan (PVC, aluminium, galvanis) dengan diameter yang disesuaikan. Selain fungsi drainase, bisa dilengkapi penyaring daun atau disambungkan ke penampungan air hujan. Lokasi pemasangan penting untuk mencegah genangan atau erosi.
Berikut beberapa poin tambahan yang perlu dipertimbangkan:
- Diameter : Diameter downpipe harus sesuai dengan volume air yang ditampung talang. Diameter yang terlalu kecil dapat menyebabkan luapan saat hujan deras.
- Material : Pemilihan material downpipe sebaiknya disesuaikan dengan material gutter untuk tampilan yang serasi dan mencegah korosi akibat reaksi antar logam.
- Aksesoris : Penyaring daun pada downpipe mencegah penyumbatan oleh daun dan kotoran lain.
- Perawatan : Downpipe perlu diperiksa dan dibersihkan secara berkala untuk memastikan tidak ada sumbatan dan berfungsi dengan baik.
- Pembuangan Air : Air dari downpipe sebaiknya dialirkan ke saluran drainase yang memadai, seperti selokan atau sumur resapan, untuk mencegah genangan. Jangan membuang air langsung ke permukaan tanah di dekat fondasi rumah.
Pemilihan lokasi pemasangan pipa vertikal sangat penting untuk memastikan bahwa air hujan dialirkan ke tempat yang tidak menyebabkan genangan atau erosi tanah di sekitar rumah.
BACA JUGA : Update Harga Spandek Pasir Terbaru
***
Penulis : Muhammad Izzul Aufa
Editor : Hamzah Saiful Madjid